saat pergi dan kembali adalah niscaya
dan kita tak sadar telah mengukir gores pada masing-masing jiwa
kita terdiam dan menangis
aku termangu dan melukis kata-kata
yang berkilau di lorong imaji
yang tercipta oleh kerinduan bulan
pada sinar raja siang
tak usah mengerti karena sejak awal kita telah sama-sama pahami
entahlah.
mungkin lewat sudut hati masing-masing
disana sekali lagi kita menangis
saling mengusap wajah-wajah sembab dan saling pahami bahwa hanya ini yang kita bisa
terima kasih.
untuk siang saat kita merasa
punya satu belahan jiwa
untuk malam saat tanpa kita tau
ku sebut namamu
dan kau sebut namaku
dalam doa
untuk masa yang tak mungkin terulang dan tak lagi terbaca
namun kita masih punya kenangan
tak usah mengerti karena mungkin memang tak terbaca pada sudut-sudut kata
Yah.
kita telah tau untuk apa kita tercipta.
(agustus 19 ’06)
untuk semua akhwat IKRAMAL,
terima kasih telah menangis dan tertawa bersama
uhibbukifillah…. J
dan kita tak sadar telah mengukir gores pada masing-masing jiwa
kita terdiam dan menangis
aku termangu dan melukis kata-kata
yang berkilau di lorong imaji
yang tercipta oleh kerinduan bulan
pada sinar raja siang
tak usah mengerti karena sejak awal kita telah sama-sama pahami
entahlah.
mungkin lewat sudut hati masing-masing
disana sekali lagi kita menangis
saling mengusap wajah-wajah sembab dan saling pahami bahwa hanya ini yang kita bisa
terima kasih.
untuk siang saat kita merasa
punya satu belahan jiwa
untuk malam saat tanpa kita tau
ku sebut namamu
dan kau sebut namaku
dalam doa
untuk masa yang tak mungkin terulang dan tak lagi terbaca
namun kita masih punya kenangan
tak usah mengerti karena mungkin memang tak terbaca pada sudut-sudut kata
Yah.
kita telah tau untuk apa kita tercipta.
(agustus 19 ’06)
untuk semua akhwat IKRAMAL,
terima kasih telah menangis dan tertawa bersama
uhibbukifillah…. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Syukran atas komentarnya...