Minggu, 14 Desember 2014

menulis hari

pada malam yang hening di ujung sajadah
kita kembali bertanya
adakah telah tepat langkah yang dilanjutkan?
atau seharusnya kita bepaling,
pergi,
meninggalkan.

lalu subuh datang dengan caranya sendiri
perlahan, disingkapnya tabir gelap pada setiap ufuk
berganti rerimbun biru yang dibawa oleh jingga yang merekah
pagi telah datang
dan kita memilih untuk tetap berjalan

jika nanti kita berjumpa sebab tujuan yang sama
biarkan aku bisa sepenuh yakin pada pengertianmu;
Allah yang akan selalu menjaga.
namun sebab kita tahu bahwa ada banyak jalan lain
menuju satu titik yang sama
akan kujadikan ini sebagai saat
dimana kunikmati kembali gema doa-doa
sebab tiada satu kejadian pun yang sia-sia

Makassar, 14 Desember 2014
teruntuk;  pikiran yang aku repotkan
sekali lagi kutulis puisi ini untuk mencatat hari-hari kemarin