Selasa, 26 Februari 2013

cahaya merah muda



bukan kau yang salah
jika datang dengan membawa warna merah muda dengan semburat cahaya
sementara aku ini biru bercampur kelabu
yang terkadang begitu dingin dan beku
tapi atas pertemuan kita
kau pun tahu, Allah tak pernah salah

maka kita melewati ini dengan berbagai cara
aku juga tidak begitu mengerti
mengapa denganmu saja,
bisa bercerita lepas
tertawa lepas
dan menjadi cerah meski jalan yang kita lalui terkadang begitu mendung

aku juga tidak begitu mengerti,
mengapa hanya padamu saja,
rasanya tidak begitu berat untuk melepaskan sesuatu
mungkin,
sebab memang Allah-lah yang menggenggam hati

maka saat malam itu kau membawa kabar
dan dapat kurasakan cahayamu semakin saja memerah muda
lalu diantara kata, kau bertanya;
sudah bolehkah aku jatuh cinta?

dengarlah ini,
kurasa ini belumlah saat yang tepat
tapi sekali lagi,
aku juga tidak begitu mengerti
mengapa menjadi begitu yakin
bahwa saat itu sepertinya tidak akan lama lagi

percayalah
sebab, aku selalu percaya padamu

Ruang kerja Bapak, selepas menitipkan surat cinta untuk Allah,
27 Februari 2013

untuk seseorang yang pasti tidak akan keberatan jika saya #nomention saja di puisi ini
eh, belum berapa lama kita tidak jumpa,
kenapa saya jadi begitu rindu bercakap-tertawa denganmu? :)

Sabtu, 09 Februari 2013

duhai Rasul

duhai Rasul,
sebentang jarak dan waktu memisah antara kami dengan dirimu
dalam malu dan ketidakpantasan
kami ingin sekali mengucap namamu dengan kata cinta
lalu mengikutkannya dengan salam keselamatan
pada tiap hela nafas kami yang tak panjang

kami mengulang cerita tentangmu, perjalananmu
tentang sosokmu yang terlahir yatim
dan sejuta pesona bahkan sebelum kau dirundung wahyu
tentang perutmu yang kau ganjal batu
tentang darahmu yang kau tahan agar tak jatuh
juga saat duka dan luka menggelayut bersama penolakan itu,
kau justru lirih berucap
semoga Allah mengampunkan, sebab mereka tak tahu

duhai Rasul,
kami menyusuri langkahmu, jejakmu
sosokmu yang gagah dan wajahmu yang mengalahkan purnama
seindah senyummu yang bercahaya
dan bilah tanganmu yang kau guna untuk turut kumpulkan kayu bakar
juga sujud-sujud panjangmu
dan kenangmu dalam haru dan rindu
pada ummat yang mencintamu bahkan sebelum pernah bertemu

duhai Rasul,
kami tahu
tidak akan mampu dapatkan syurga
hanya dengan puisi dan kata-kata indah

kecuali setelah kata terakhir itu,
penyairnya turut menerjemah sajak
dalam ketaatan yang banyak

kecuali setelah kata terakhir itu,
pembacanya ikut merapalkan syair
dalam permohonan ampun, taubat, dan inabah

duhai Rasul,
ajari kami cinta yang melintas jarak dan waktu
agar kami dapat membersamaimu
nanti,
dalam waktu-waktu tanpa jeda dan tanpa akhir


Makassar, 9 Februari 2013
untuk Adinda Khairunnisa Said ; telah tuntas janjiku, nah :)


Minggu, 03 Februari 2013

senandung masa lalu

repost puisi yg diposting tepat pada tanggal yang sama di 2010
saya rindu orang ini, dan dia baik-baik saja. :)

--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ada yang datang tiba-tiba
Saat diputarkan kembali senandung masa lalu
Yang membawa kita pada kerlip hijau
Tak lama saat kita perkenalkan diri pada dunia
Dengan sepecah tangis dan sebuah nama

Tak banyak yang kita mengerti saat itu
Selain seputar permen dan ayunan di taman
Yang menderit manja kala disapa angin
Dan terdiam sedih saat menyambut hujan

Lalu diantarkannya kita hingga seolah begitu cepat berlalu semua
Aku dengan hidupku
Dan kau bersama takdirmu

Tapi, tak banyak yang berubah
Tentang alis tebal itu
Atau seyum lucu yang terkulum saat kita kembali bertemu
Juga tangis yang tersembunyi di matamu
Saat rembulan antarkan aku menuju jumpa kita di kelam yang sendu
Dan dengan lirik kau ucap,
”Din, telah berpulang Ayahku...”

Ah...
Betapa kerdilnya sebenarnya aku
Sebab telah nyata kupandang kau berjibaku dengan hidup
Berjalan hingga merangkak melewati tiap fragmen bahkan yang paling kusam sekalipun
Tapi tetap ada masa saat kau sapa dengan binar matamu
Lalu berkata pada langit bahwa hidupmu adalah senyum cerah
Meski mendung menggelayut menimpa

Hmm..., ada yang datang tiba-tiba
Saat diputaran kembali senandung masa lalu
Mengucap padaku tentang siapa pemenang saat kita lawan badai di perbatasan negeri
Katanya,
kaulah orangnya; Farihah !

specially for my soulmate, teman masa kecilku, sekaligus saudaraku tercinta, Syarifah Farihah Muhsana Fadhil Nasir (Hey! Aku baru sadar betapa panjang namamu, Kawan!)

Jumat, 01 Februari 2013

yang kusuka

ada seseorang yang kusuka
justru sebab ia sederhana

suatu hari, ia membetulkan tutup tempat sampah
di kali lain, ia menyingkir dari riuh
lalu dengan lirih lantunkan kitab suci
ia juga tetap tenang saat yang lain panik

pic by Kameolynn on deviantart.com



ia yang bening hatinya, sebening pandang matanya
tak sadar betapa mudah ia dicinta

ada seseorang yang kusuka
sebab ia menyebutku sebagai saudarinya

Makassar, 31 Januari 2013

mendekati saat-saat akan berpisah denganmu,
kuharap kelak akan ada ruang untuk kita bertemu
atau agar aku kembali jumpa
dengan orang lain yang serupa