ada yang membaca puisi diam-diam
di salah satu sudut hati kita yang paling
dalam
rindu, namanya
serupa tanah kering yang dipeluk rintik
hujan yang kemilau oleh cahaya matahari
suatu senja kita menatap langit
dan merangkai imaji dari awan-awan jingga
yang membentuk wajah-wajah
tiap rupa yang pernah singgah di jiwa
yang lama, yang sejenak, atau yang hanya
mampir tanpa kata-kata
namun, jika daun yang gugur saja atas
kehendak dan sepengetahuanNya
maka tentu tentang pertemuan kita, lebih
lagi punya makna
ini aku, merawat rindu yang merimbun
disiram waktu
jarak yang membentang
dan berpasang mata yang telah lama tak
bersitatap
telah membuatnya makin subur
sambil dipelihara oleh hujan dan matahari
senja
kita mengejanya dalam satu kata yang sama,
meski dari tempat yang berbeda
bukan dengan kicau biasa
namun ia menjelma doa-doa
jangan khawatir, meski wajahmu jarang lagi
kulihat
namun masih kuingat tiap gurat yang
membentuk senyummu
adalah kenangan yang menyimpannya dengan
rapi
mengejanya dengan teliti
dalam setiap pinta yang melangit untuk
hari cerahmu
jangan khawatir, jemarimu mungkin tak
sering lagi kugenggam
tapi kuharap aku tetap dapat memelukmu
hangat
dalam seindah-indah sangka, bahwa kau
selalu baik-baik saja
sebab kau dalam lindunganNya
tetap dalam taat padaNya
ini aku, merawat rindu yang merimbun
disiram waktu
hingga akhirnya kita tahu
bahwa nyatanya, mudah saja mempertemukan
jiwa kita, meski raga saling terpisah;
ingat
saja aku dalam hatimu
aku
akan selalu ada di sana.
Makassar, 12 September 2014
Requested
by Khaerunnisa Said
Afwan
yah, puisinya telat sehingga rindunya mungkin sudah lewat ;)
Sebagian orang merasa tersiksa oleh rindu. Sebagiannya lagi menjadikan rindunya sebagai sebuah kekuatan besar yang dapat dengan mudah mengayunkan langkahnya, mengumpulkan semangatnya, dan mengenyahkan rasa takutnya hanya untuk mencapai satu hal; bertemu.
Tapi bagi saya pribadi, tidak ada yang salah dengan rindu. Ia hanya satu jenis perasaan yang sama seperti perasaan-perasaan lainnya; marah, sedih, bahagia, semangat, dsb. Maka terkadang, hidup bukan hanya tentang apa yang kita rasakan, tapi tentang bagaimana kita 'memakai' perasaan tersebut.
Sampai sekarang saya masih beranggapan bahwa pertemuan yang tidak disengaja itu, adalah satu jenis kejadian yang sangat manis. Bertemu secara tidak sengaja dengan orang yang sedang sangat kita rindukan? Mungkin itu merupakan diantara kebahagiaan yang telah Allah ciptakan. Sangat alami. Sangat jodoh.
Jika pun hal manis itu tidak terjadi -atau tidak akan pernah terjadi, maka seperti yang saya tuliskan dalam salah satu larik di atas; jangan khawatir, mari kita terus merawat rindu. Selamat merindu!