Menyusuri jalan dalam gelap
Membawa pada jiwa yang sempat meredup sebab merasa ingin meraih hingar-bingar yang dahulu sepakat ia tinggal
Membawa pada jiwa yang sempat meredup sebab merasa ingin meraih hingar-bingar yang dahulu sepakat ia tinggal
Lalu bertanya pada dirinya sendiri dengan segala prasangka dan mempersalahkan jalan yang telah ia susuri
Tapi mengapa?
Tapi mengapa?
Jika ternyata tanpa sadar memang telah tertutup beberapa jalan yang disesaki manusia
Berhiaskan dengan tepukan tangan bangga
Diukur dengan angka-angka
Juga dengan sorot lampu yang membumbungkan diri hingga tak lagi menapak pada tanah
Tapi untuk apa?
Berhiaskan dengan tepukan tangan bangga
Diukur dengan angka-angka
Juga dengan sorot lampu yang membumbungkan diri hingga tak lagi menapak pada tanah
Tapi untuk apa?
Jika ternyata tanpa sadar semuanya telah tergantikan dengan apa yang ada di hadapan
Segala yang nyatanya adalah yang terbaik jika kita percaya
Dan memaksa diri untuk mengelus sendiri hatinya dengan lembut
Inilah yang ada sekarang
Maka inilah yang seharusnya diterima
Maka tataplah pantulan pada kaca di sana
Sudahkah ia tersenyum menatap wajahnya
Sebab memang inilah yang ia punya!
“Mengajak untuk selalu bersyukur
Hey, jangan Cuma lihat rumput tetangga!”
Segala yang nyatanya adalah yang terbaik jika kita percaya
Dan memaksa diri untuk mengelus sendiri hatinya dengan lembut
Inilah yang ada sekarang
Maka inilah yang seharusnya diterima
Maka tataplah pantulan pada kaca di sana
Sudahkah ia tersenyum menatap wajahnya
Sebab memang inilah yang ia punya!
“Mengajak untuk selalu bersyukur
Hey, jangan Cuma lihat rumput tetangga!”