di hari yang lalu
kening kita mengernyit sebab dalam beberapa saat saja, terik menyengat bisa berganti hujan deras
kau berkata,
”bumi makin tua, kawan”
tapi di langit siang ini
kulihat bersanding dengan misteri awan putih cerah
dengan gumpalan-gumpalan kelabu di atasnya
siang terlalu benderang, tapi suara gemuruh guntur menyambar-nyambar
sesekali nuansa mendung menyapa
tapi kita menjadi gerah dan menghapus berbiji keringat
mungkin
langit hanya menangkap uap-uap dari manusia yang berteduh di kolongnya
yang semakin senang untuk menggabung-gabungkan kelam dengan cahaya
menempatkan haq dan bathil dalam satu wadah
mencampurkan hitam dan putih hingga tak jelas kelabunya
tak perlulah kita menganggapnya adalah penyakit bagi negeri ini
sebab tanah kita terlampau luas untuk disusuri
sebab mungkin, semuanya bermula dari masing-masing diri
semesta hanya menjadi kaca
untuk memantulkan bayang kita yang sebenarnya
(November 30, ’10)
gambar: http://ddzihrina.files.wordpress.com/2008/10/mendung.jpg