sebuah kotak kaca mencipta cahaya berwarna warni
cantik sekali
membentuk seberkas pelangi
di sini
di dalam hati
lalu terlihat indahlah apa yang kita anggap indah
saat sinar menerobos masuk dari sela-sela tirai bersulam bunga yang kita singkapkan
lalu terlihat nyatalah apa yang menjadi nyata
waktu matahari benderang menerangi segala
tapi suatu saat datanglah kesadaran
kita memang bukanlah kotak kaca yang transparan
bahwa akan ada yang terus tersembunyi
jika tidak dilisankan
maka hari itu aku memilih menjadi kotak kata saja
saat menggeleng kuat-kuat
menjawab jelas-jelas
teman,
memang belum sekarang saatnya.
Makassar,26 Januari 2013
Saya yang selalu kesulitan untuk memulai pembicaraan, kemudian menemukan puisi sebagai kawan yang begitu baik. Yang dapat menjaga rahasia dengan apik.Yang dapat dengan sabar mendengarkan, tidak menyela dengan interupsi, tanpa pernah bertanya ‘Mengapa?’ Nikmatilah! Bukankah hidup ini adalah puisi yang indah?
Sabtu, 26 Januari 2013
Kamis, 17 Januari 2013
yakin
berulang kami merapal kalimat keyakinan
kadang mencatatnya serupa ilmu
namun lalu lupa
atau mungkin purapura lupa
pada satu masa saat keyakinan meminta buktinya
o Rabbi, ajari kami
untuk yakin serupa para nabi
seperti Nuh yang teguh
merangkai bahtera
meski belum lagi ia lihat datangnya bah
seperti Musa yang terus berlari
lalu mengetuk samudra dengan tongkat
meski belum pula dilihatnya
nyata terbelah lautan
seperti Ibrahim yang tetap hendak sembelih sang putra
lalu pejamkan mata
meski tidak dinyana
Ismail bertukar domba
o Rabbi,
yakinkan kami pada yang haq sebagai yang haq
pada yang bathil sebagai yang bathil
pada jalan cahaya lagi sepi;
tambatkan hati kami
agar lebih ringan pandangan kami
langkah kami
mata hati kami
pada hari diminta pertanggungjawabannya
pada hari kala bukan lagi lisan kami yang bicara
Makassar, 19 Januari 2013
kadang mencatatnya serupa ilmu
namun lalu lupa
atau mungkin purapura lupa
pada satu masa saat keyakinan meminta buktinya
o Rabbi, ajari kami
untuk yakin serupa para nabi
seperti Nuh yang teguh
merangkai bahtera
meski belum lagi ia lihat datangnya bah
seperti Musa yang terus berlari
lalu mengetuk samudra dengan tongkat
meski belum pula dilihatnya
nyata terbelah lautan
seperti Ibrahim yang tetap hendak sembelih sang putra
lalu pejamkan mata
meski tidak dinyana
Ismail bertukar domba
o Rabbi,
yakinkan kami pada yang haq sebagai yang haq
pada yang bathil sebagai yang bathil
pada jalan cahaya lagi sepi;
tambatkan hati kami
agar lebih ringan pandangan kami
langkah kami
mata hati kami
pada hari diminta pertanggungjawabannya
pada hari kala bukan lagi lisan kami yang bicara
Makassar, 19 Januari 2013
Jumat, 11 Januari 2013
Rabu, 09 Januari 2013
Sebuah Tugas Hidup
hidup yang kita perjuangkan siang dan malam ini
yang terkadang tanpa jeda ini..
kelak akan kita sadari
bahwa ia tidaklah terlalui
kecuali hanya sebentar saja
bahwa kelak yang tersisa dari kita hanyalah kenangan
yang baik-baik, pun yang buruk-buruk
dan yang terbawa oleh kita
adalah apa yang selama ini mungkin kita telah lalai darinya
maka semoga saat masa itu datang
segala tugas kita telah tuntas
dan janji telah terpenuhi
dan kita pun tak lagi resah untuk menghitung diri
tak lagi khawatir pada keringat yang dapat menenggelamkan
juga pada tangan dan kaki yang memberi kesaksian
semoga pada masa itu
kita dipanggil sebagai jiwa yang tenang
sebagai
jiwa
yang
tenang
Rifaah'sWritingZone, 9 Januari 2012
Jazakumullahu Khairan kepada Kak Dewi Syifa, Iklil, dan Kak Akbar Bahar yang membantu mengambil gambar-gambar ini.
Langganan:
Postingan (Atom)