awalnya
hidup ini terasa gelap saja
atau mungkin kita terperangah
pada cahaya yang semu dan sekejap mengabur meninggalkan
hingga kita kemudian terpana
pada hal-hal kecil yang ternyata telah mendatangkan cinta
senyummu, saudariku
anngguk pengertianmu, adik-adikku
adalah seiris surga bersiram madu, kata seorang guru
yang membuat rasanya degup tak dapat berhenti dari dada ini
demi doa-doa yang mengalun sembari mengingati wajahmu satu per satu
adakah kau pula menyebut namaku?
lalu kita beranjak dari lingkaran
bukan untuk membubarkannya
namun agar meluaskannya
pada setiap langkah kita yang semoga selalu terjaga atas inginNya
kita memandang pagi dan siang
lalu senja dan malam terlalui pula
tiada lain yang kita harapkan, sungguh!
atas setiap nasihat dalam kesabaran
kebenaran
dan kasih sayang itu;
selain agar tercerahkanlah jiwa dengan ketaatan
tersemikanlah cinta, takut, dan harap, hanya padaNya
terluruskanlah setiap gerak tangan, langkah kaki, dan prasangka hati
hentikan segala lirikan mata yang berkhianat
dan katupkanlah ucap agar terhindar dari umbaran aib yang telah tertutup dengan kesantunanNya
kita di sini bertahan
semoga hingga kelak dipanggilNya sebagai jiwa yang tenang
kabulkanlah, ya Rabb...
Saya yang selalu kesulitan untuk memulai pembicaraan, kemudian menemukan puisi sebagai kawan yang begitu baik. Yang dapat menjaga rahasia dengan apik.Yang dapat dengan sabar mendengarkan, tidak menyela dengan interupsi, tanpa pernah bertanya ‘Mengapa?’ Nikmatilah! Bukankah hidup ini adalah puisi yang indah?
Rabu, 30 Mei 2012
Rabu, 23 Mei 2012
waktu, berhentilah!
pernahkah rembulan meminta jeda dari sabit menuju purnama?
layaknya langit cerah yang tiba-tiba mengikhlas mendung sebab tanah telah merindukan hujan
saat suatu masa rasanya ingin saja berkata pada waktu;
berhentilah!
sebab esok terlalu banyak tanda tanya
maka aku tidak peduli
siapapun kau
dengan puisi ataupun tidak
berwarna biru ataupun merah mudah
tapi,
inginkah berjanji untuk berjuang bersama?
layaknya langit cerah yang tiba-tiba mengikhlas mendung sebab tanah telah merindukan hujan
saat suatu masa rasanya ingin saja berkata pada waktu;
berhentilah!
sebab esok terlalu banyak tanda tanya
maka aku tidak peduli
siapapun kau
dengan puisi ataupun tidak
berwarna biru ataupun merah mudah
tapi,
inginkah berjanji untuk berjuang bersama?
Langganan:
Postingan (Atom)