Kamis, 25 Juni 2009

Malam Itu Tiba-Tiba (2)



Kata...,
Ini aku datang membawa hati yang paling biru
Lebam karena rindu.

Maka kupilih kalian yang paling tertutup
Tertutup oleh sejuta kunci-kunci yang masih malu mengungkap pada bumi
Perihal hati yang selalu saja terpaut
Kadang tiba-tiba manjadi ciut
Dan entah mengapa memberangus segala logika yang coba dibangun, dirajut setiap waktu

Mengapa banyangan malam selalu muncul dan buat kita merasa gelap meski siang telah tiba
Meski pagi datang dan kelam tetap tercipta?
Apakah karena ialah sesungguhnya dosa yang sudah seharusnya dimengerti adanya
Menertawakan ilmu yang hanya berakhir pada catatan
Tidak pula mengakar kuat dan menjadi apa yang mengejawantahkan tiap laku dan anggota tubuh

Ini aku datang membawa hati yang paling biru
Jika saja ia tidak pernah berkata tentang hari esok yang cerah oleh senyuman
Mungkin tak perlu ada titik-titik noda yang tercipta oleh tiap getaran yang menghanguskannya dan buatnya menjadi tak dapat pantulkan sinaran

Ini hati yang lebam karena rindu
Ah, tetap saja ia takut mengucap kata itu
Tapi ternyata telah menyusuplah ia pada bait ini sebab dusta memang pahit jika terus terpendam pada nurani
Sebab pada akhirnya itulah yang ia rasa pada dirinya sendiri
Sebab kadang ia menyesal telah menguntaikan doa dan menitipkannya pada awan di langit
Padahal ia telah terkabulkan dan telah tercoretlah kisah dengan ia sebagai pemeran utamanya

Kata...,
Ia tak ingin menyesal dengan itu semua
Ia hanya didera takut saat jumpa itu tiba
Dan terjadilah apa yang selama ini hanya menggantung pada lorong imajinya.
(makassar, 2 Rajab 1430)

--puisi ini bukan untuk dimengerti..., silakan berinterpretasi sendiri!---



Rabu, 24 Juni 2009

Lelaki Pertama



Karena aku pertamakali melihat cinta itu dimatamu
Lewat sayunya karena mungkin lelap yang singkat
Atau karena berbagai tempaan hidup yang hanya sedikit saja kau urai dalam kisah

Mereka bilang tentang dirimu yang kini diatas awan
Mereka melihat pencapaianmu kini hanya lewat mata
Tapi ceritamu adalah tentang perjuangan
Ceritamu adalah jarak berkilo yang kau tempuh
Dan tentang nasi basi yang disiram kembali dengan air panas agar dapat kembali disantap

Kau menangis suatu saat karena takutmu saat jompo tiba
Katamu, ”tak akan kau letakkan pula aku di rumah itu, khan?”
Kau terkadang tersenyum saat kusematkan bangga pada dadamu
Dan kaupun marah saat prahara tiba sedangkan kau telah teramat lelah
Suatu saat kau terjatuh dan tersalah dan buat segalanya terluka
Lalu maaf itu segera terucap dan masih terus kurajut untuk kau bawa dengan sempurna

Kau adalah manusia
Lelaki pertama dengan cinta dimatanya
Dengan sejuta kisah tentang perjuangan
Dan tentang potongan ikan yang kau makan sedikit-sedikit
Dan tentang segala khilaf yang terus kuhapus dari dada ini

Lelaki pertama dengan cinta dimatanya,
Kupanggil kau;
Ayah.
(makassar, 23 Juni 2009)

Senin, 22 Juni 2009

Jika Aku Pergi, Ukhti


Jika aku pergi
Jangan hilang tatap hangat yang dulu membuat tidurku lelap
Jangan hilang senyum merekah yang buatku berusaha bangkit di awal malam
Jangan hilang semua kenangan tentang perjalanan panjang tanpa batas tempat kita mengayun langkah
Jangan hilang semua janji bahwa kita harap berjumpa di pintu jannah
Lewat jalan apapun kita ke sana.
(makassar,12 Juni 2009)


buat semua akhwat FUM

"terimakasih untuk kebersamaan selama ini, maaf untuk segala kekurangan diri..."

Sabtu, 20 Juni 2009

Perempuan di Tiga Masa


1/3
Terjerat arus ketamakan hidup
Teruntai dalam tiap detik yang sisakan senyum paling pahit
Berderai pada kata takdir, antarkan pada masa, ciptakan tiap desah dengan kalimat nyata: pancangkan diri dalam derai waktu
Lalu memandang langit dan rindu pada buah hati yang tak kunjung datang menjenguk

2/3
Terbaring pada selimut kesabaran
Coba artikan tiap sakit yang ia harap telah jatuhkan daun ke buaian tanah, bergugurannya dosa-dosa
Mengayun-ayun kenangan pada masa saat raga masih dapat berdiri tegak
Lalu memandang langit dan rindu pada ibu yang jauh di sana

3/3
Melangkah pada tiap detak nafas
Merangkai tiap huruf dan menyimpannya sebagai kenang
Menyaksikan putaran skenario kehidupan yang telah tersusun dengan sempurna
Lalu memandang langit biru, kembali mengucap doa sejak sebelas tahun lalu, dan bertanya pada hati; mengapa tak ada rindu padamu?

Perempuan di tiga masa
Mengayun tiap peluh dengan makna yang berbeda
Namun ketiganya tetap sama saja
Mereka mencoba bertahan
Mereka mencoba bertahan.
(makassar,18 Juni 2009)

”Untuk nenek, ibu, dan aku.”

Kamis, 11 Juni 2009

Dia Mengenalmu



maka tak adalah lagi memang yang dapat menandingi maha karyaNya yang agung
saat tertempellah tiap ayat-ayat, mundur teratur tiap baris kata ciptaan makhluk
tertunduk takzim malu-malu
dia menempelkannya dengan penuh makna
anakku, dia mengenalmu.

mungkin ia berkenalan dengan mata hati
bukan hanya sekedar melintasinya lewat kornea dan memaknainya pada saraf-saraf yang sibuk
tapi ia belai dengan tiap desah jiwa
dan ia artikan di sudut-sudut kalbunya

maka didapatkannya makna yang sama dalam sastra tak tertandingkan
lalu ia tempelkan dan buatmu menjadi lebih berat dan lebih berharga
dia mengenalmu, Nak
dia mengenalmu. (09/06/09)

Sudah Lama Kita Tak Jumpa


bagaimana kabar lukisan yang engkau torehkan saat mentari terbenam?
adakah ia telah temukan maknanya meski tanpa lirikan mata yang buatmu nanti akan dikenakan tanya
karena telah kutinggalkan dunia imaji dengan segala keangkuhan diri
tak ingin lagi mencoba berbagi dan mengecap kenikmatan semu mencipta cerita yang tak pernah akan nyata

sudah lama kita tak jumpa
masih inginkah kau lihat luka yang dulu tertoreh di suatu malam
setahun sebelum kau ikuti derap langkah
dan terbitkan senyum dengan entah getar apa di dada

hingga kinipun tak kau tau tiap anak-anak yang lahir karena dirimu yang membingkaikan cerita
tak pula kau tau betapa tiap sinyal dari langit yang halangi tiap jumpa ini tak juga membuatnya lupa akan tiap harap tentang masa depan
entah kapan kau tahu betapa tak taunya ia pada masa saat benar-benar ia yakin bukan kau yang ia harap dalam tiap sujudnya.

ah..., dia semakin naif dan jujur sekarang.
mungkin, karena sudah lama kita tak jumpa.(09/06/09)