Sabtu, 16 Mei 2009

Saat Kau Pergi


;untuk Ibu Idayati, wali kelasku masa SMP

Apakah lagi yang harus terucap, ibu
Saat pelangi memainkan sajak suci di atas buramnya sebuah warna pada bening sungai di kala pekat
Dan kurasa sebuah bintang berhenti berkelip dari benderang yang dulu datang kau bawa
Ada yang hilang saat kau pergi, ibu.
Debu-debu di tanganmu
Dan potongan kapur tulis berserak di sudut celah-celah rindu
Cerita tentang lukisan hidup dan kisah yang pertama ajarkan kita
Pada setiap nafas yang berhembus
Dan mengalirnya darah dalam tiap pembuluh

Saat kau pergi ibu,
Anginpun berkata bahwa ia rasa sunyi tanpamu
Maka ceritakanlah barang sedikit saja, ibu
Adakah sakit rasanya saat datang tamu terakhir itu ?
Apakah lagi yang ditanya saat tapak-tapak kaki menjauh dan tinggallah kelam dan hening
Adakah telah kau tatap wajahNya dengan kedua matamu ?
Adakah kau telah tenang dan menunggu saatnya tiba, saat nanti kita kembali jumpa
Meski mungkin kita tak lagi saling menyapa

Mentari tersaput kelam saat pergimu, ibu.
Ia bercerita padaku tentang mendung karena pisah denganmu.



Ibu Idayati berpulang ke Rahmatullah
Malam Jum’at, Ramadhan 1429 H

Dan untuk semua guru
Yang m embuat saya tak bisa berhenti kagum
pada profesi itu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Syukran atas komentarnya...