kau mungkin tak sadar
saat kupicingkan mata di sepertiga malam ; kembali kutangkap sujudmu untuk keseribu kalinya
mengapa kau tak letih bersujud?
namun tak jua kau jawab, kawan
keningmu terus ambruk menghantam daratan; nikmati tiap tetes peluh
bercampur air mata
bercampur peluh
kudapati lagi kau dalam sujudmu
mengapa kau tak letih bersujud ?
kau tak jua menjawab, hanya rekahkan senyum
di subuh, siang, senja, malam, ka uterus saja bersujud, tak jua menjawab padaku
hingga aku ikut berdiri di sampingmu
ikut ambruk menghantam daratan bersama sujudmu
mengapa kau tak letih bersujud ?
katamu : “untuk masa-masa berat yang pasti datang padaku ;
saat tercabut ruh dari
jasadku”.
saat kupicingkan mata di sepertiga malam ; kembali kutangkap sujudmu untuk keseribu kalinya
mengapa kau tak letih bersujud?
namun tak jua kau jawab, kawan
keningmu terus ambruk menghantam daratan; nikmati tiap tetes peluh
bercampur air mata
bercampur peluh
kudapati lagi kau dalam sujudmu
mengapa kau tak letih bersujud ?
kau tak jua menjawab, hanya rekahkan senyum
di subuh, siang, senja, malam, ka uterus saja bersujud, tak jua menjawab padaku
hingga aku ikut berdiri di sampingmu
ikut ambruk menghantam daratan bersama sujudmu
mengapa kau tak letih bersujud ?
katamu : “untuk masa-masa berat yang pasti datang padaku ;
saat tercabut ruh dari
jasadku”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Syukran atas komentarnya...