Kamis, 15 Juli 2010

Tuntaskan!


ada yang tiba-tiba hadir sebagai sebuah kepingan
menggeliatkan bulir-bulir keringat dan luapan panas dari dalam raga, dari dalam jiwa
saat sajak ternyata dapat menyingkap tabir yang tercipta oleh ruang
maka tetap rasanya salah meski kita masih saja tak saling memandang

maaf, sebab semakin kumasuki maknanya
maka semakin kusadari bahwa kita terasa tidak menaungi langit yang sama
bahwa mungkin selalu akan ada permata-permata yang akan bersinar dengan tepat saat kau gunakan
sebab semakin rendah aku merunduk
maka semakin kelu lidah ini merapal sajakmu

bila ternyata angin masih tetap berhembus pada arahnya
dan bintang tak ingkari janjinya pada rembulan
maka memang sajak ini harus segera dituntaskan
dan tak usah lagi berharap akan membingkainya suatu saat.
(July, 15 ’10)

gambar:http://johnniecraig.files.wordpress.com/2009/11/the-end-by-nomeacuerdo-en-modo-chnacho-zombie-cc.jpg

Sajak Berkata


di suatu malam
sebelum kulahirkan ia,
sajak berkata
'aku ini bukan tembok ratapan,
cobalah tuliskan tentang senyum, tentang cahaya yg menyeruak dari celah, atau tentang merekahnya bunga-bunga!'

maka maaf, sajak
sebab tibatiba tinta menjadi kering seketika
atau aku yg selalu luput memaknai tawa

Minggu, 11 Juli 2010

Saat Kau Pergi, Dinda


mungkin ini akan menjadi sajak yang kelam
meski mentari tadi pagi tak mengisyaratkan apa-apa tentang kepergianmu
dari perpisahan kita yang sementara dahulu
hingga perpisahan abadi kita kini
meski harapku adalah
perjumpaan kita dahulu dalam taman syurga adalah sebuah janji
untuk kembali berjumpa di syurganya nanti

mengapa harus seperti ini diingatkan diriku?
tentang sujud yang pendek
atau lisan yang mengering
dan lantunan ayat suci yang tak lagi mengalun

mengapa harus seperti ini diingatkan diriku,
dengan kepergianmu.

teruntuk adikku Kalsum Amalia
berpulang kepada Allah hari ini,
Ahad, 11 Juli 2010
Semoga diampuni dosanya, diterima amalnya, dan dilapangkan kuburnya. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun.


gambar:http://youknowwhereyouare.com/wp-content/uploads/2008/10/dandelion-300x288.jpg

Jumat, 02 Juli 2010

perempuan dengan sisa tissue di pipi kanannya


ia berjalan menyusuri hari yang akan segera menangkupkan diri
sisa-sisa jingga di langit telah menegaskannya
dan membawa imaji pada pengembaraan panjang
saat ia belajar tentang arti banyak hal

perempuan dengan sisa tissue di pipi kanannya
merundukkan wajah pada hampar angka-angka
belajar mencari makna teriknya siang
belajar untuk menjawab takdir dengan senyuman

dalam lamunan,
ibu berkata
agar ia berhenti saja
berhenti mengurai kata
berhenti menggoreskan pena
berhenti untuk menyusuri jalan panjang yang entah ada di mana ujungnya

tapi, perempuan dengan sisa tissue di pipi kanannya menjawab,
ibu, di sana jiwaku!
lalu sebutir keringat menyusuri pipinya,
meminta untuk diusap
tapi, bukan!
ternyata, itu air mata!
(July, 2 2010)