Dan jika waktu terus saja berlalu tanpa menunggu
Jenak-jenakknya menguntai tiap laku yang hanya terus menapak pada bumi saja
Lupa pada kebutuhannya di langit
Lupa pada hari dimana ditanyakanlah segala masa yang telah dieja dengan segala tingkah
Memejamkan mata di suatu hari karena dunia
Terbangunpun oleh dunia
Tertawa karena dunia
Menangis juga sebab tertinggal oleh roda-roda dunia yang tanpa sadar telah menghujam dan memekatkan ruang-ruang kalbu yang dulu sempat terisi oleh cahaya
Yang kini semakin pekat hitamnya oleh semua dosa
Dan sinarnya pun berganti kelam sebab memang mustahil mereka berkumpul pada tempat yang sama
Ia tergerus oleh waktu yang terus berlalu
Meninggalkannya sendiri tanpa pernah memberi ruang untuk merasakan kembali hening malam yang berlalu dengan tenang
Atau memaknai setiap langkah pada siang hanya untuk ibadah padaNya saja
Ia tidak lagi dapat merenungi tiap tetes hujan yang jatuh dengan caranya
Membasahi dan membersihkan tiap butir tanah yang telah lama merindukannya.
Lalu iapun memandang langit kelabu dengan setiap harap:
”Ijinkan aku nikmati hujan tanpa tergesa-gesa!”
Makassar, 10 Desember 2009
Jenak-jenakknya menguntai tiap laku yang hanya terus menapak pada bumi saja
Lupa pada kebutuhannya di langit
Lupa pada hari dimana ditanyakanlah segala masa yang telah dieja dengan segala tingkah
Memejamkan mata di suatu hari karena dunia
Terbangunpun oleh dunia
Tertawa karena dunia
Menangis juga sebab tertinggal oleh roda-roda dunia yang tanpa sadar telah menghujam dan memekatkan ruang-ruang kalbu yang dulu sempat terisi oleh cahaya
Yang kini semakin pekat hitamnya oleh semua dosa
Dan sinarnya pun berganti kelam sebab memang mustahil mereka berkumpul pada tempat yang sama
Ia tergerus oleh waktu yang terus berlalu
Meninggalkannya sendiri tanpa pernah memberi ruang untuk merasakan kembali hening malam yang berlalu dengan tenang
Atau memaknai setiap langkah pada siang hanya untuk ibadah padaNya saja
Ia tidak lagi dapat merenungi tiap tetes hujan yang jatuh dengan caranya
Membasahi dan membersihkan tiap butir tanah yang telah lama merindukannya.
Lalu iapun memandang langit kelabu dengan setiap harap:
”Ijinkan aku nikmati hujan tanpa tergesa-gesa!”
Makassar, 10 Desember 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Syukran atas komentarnya...