Aku suka
Disambut oleh pagi dengan desir angin dingin dan langit yang memang tak tampak cerah
Namun aku tetap yakin
Mentari itu masih ada di sana
Dibalik awan mendung yang menggelayut di kaki langit
Aku suka
Siang dengan hawa sejuk yang datang menerpa daun jendela
Sesekali memercik bulir bening dari sisa hujan deras di luar
Sementara atap-atap mengalirkannya dengan deras
Pun dengan jalan-jalan yang basah
Membuat terasa sejuk pada tiap telapak yang berlalu di atasnya
Aku suka
Kilat-kilat yang datang sesekali dan membuat langit malam gelap berubah layaknya siang dalam sesaat
Mungkin setelahnya akan ada guntur yang mengagetkan
Tapi cukuplah menjadi pengingat betapa kecil diri yang dapat kapan saja berakhir saat diterjang olehnya
Aku suka
Menikmati setiap percik hujan yang jatuh membasahi bumi
Mengingatkan kembali pada hari bahagia saat dipertemukannya tanah dan hujan dalam pernikahan mereka
Mengingatkan kembali tentang sebuah fragmen
Saat atap-atap bocor itu kita tampung airnya dengan gelas pelastik
Lalu kita keringkan lantainya dengan selembar kain
Lalu kita saling mendekap hangat
Memandang hujan dari sudut itu
Di sudut sebuah mushallah kecil
Beberapa masa yang lalu.
Karena hangat baru dapat terasa
setelah kita lalui dingin yang menusuk...
Saat hujan mengingatkan saya pada mushallah Al Iqra SMAGA dan semua akhwat yang pernah menebar senyuman di bawah atapnya. Miss u all!
Makassar, 20 Desember 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Syukran atas komentarnya...